Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Rasulullah

Wakaf Quran – Rasulullah SAW telah mengajarkan serta mencontohkan sahabatnya bagaimana cara berziarah dengan benar.

Tahukah Sahabat Bawais? tujuan dari ziarah kubur yakni untuk mendoakan sanak keluarga serta kerabat yg meninggal dunia, sekaligus juga menjadi suatu pengingat bahwa maut merupakan suatu kepastian yg akan terjadi bagi setiap makhluk yg bernyawa.

Dalam hadis yg diriwayatkan dari istri Rasulullah SAW, Aisyah RA, ia berkata bahwa Rasululullah bersabda:

مَا مِنْ رَجُلٍ يَزُورُ قَبْرَ أَخِيهِ وَيَجْلِسُ عِنْدَهُ، إِلَّا اسْتَأْنَسَ بِهِ وَرَدَّ عَلَيْهِ حَتَّى يَقُومَ

Artinya: “Tak seorang pun yg berziarah ke makam saudaranya &duduk di dekatnya, kecuali saudaranya itu terhibur (dengan kedatangannya) &menjawab (salamnya) hingga ia meninggalkan tempatnya.”

Dalam hadis lain yg diceritakan dari Buraidah bin al-Hashib RA berbunyi:

قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَدْ كُنْتُ نَهَيْتُكُمْ عَنْ زِيَارَةِ الْقُبُورِ فَقَدْ أُذِنَ لِمُحَمَّدٍ فِي زِيَارَةِ قَبْرِ أُمِّهِ فَزُورُوهَا فَإِنَّهَا تُذَكِّرُ الْآخِرَةَ

Artinya: “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam telah bersabda: “Sesungguhnya dulu aku telah melarang kalian berziarah kubur, maka sekarang ziarahilah kuburan (alasannya adalah yg demikian mampu mengingatkan kalian kpd alam baka) ( &dengan menziarahi kubur yaitu menambah kebaikan). (Barangsiapa yg berkehendak untuk menziarahinya, maka ziarahilah, &jangan kalian mengucapkan kata kata yg bathil.)” (HR. Muslim, Abu Dawud, Baihaqi, an-Nasa’i, &Ahmad).

  Reminder: Allah Dulu, Allah Lagi, Allah Terus

Adab Ziarah Kubur Sesuai Sunnah Rasulullah SAW

Mengutip dari Buku Pintar 50 Adab Islam karya Arfiani, berikut ini budbahasa-adat ziarah kubur yg sesuai sunnah Rasulullah SAW.

  1. Mengucapkan salam

Adab yg pertama dijalankan dlm berziarah kubur yakni mengucapkan salam. Para peziarah disunnahkan untuk mengucap salam kpd penghuni kuburan muslim. Adapun ucapan salam hendaknya menghadap paras mayit lalu mengucapkan:

السَّلَامُ عَلَيْكُمْ أَهْلَ الدِّيَارِ مِنْ الْمُؤْمِنِينَ وَالْمُسْلِمِينَ وَإِنَّا إِنْ شَاءَ اللَّهُ بِكُمْ لَاحِقُونَ أَسْأَلُ اللَّهَ لَنَا وَلَكُمْ الْعَافِيَة

Artinya: “Keselamatan kpd penghuni kubur dari kaum mukminin &muslimin, kami InsyaAllah akan menyusul kalian semua. Aku memohon keamanan kpd Allah untuk kami & &kalian semua.” (HR. Muslim).

  1. Tidak memakai alas kaki di kuburan

Saat berziarah disunnahkan untuk tidak memakai bantalan kaki ketika berlangsung di atas kuburan. Hal ini bertujuan untuk menghormati penghuni kuburan. Sebagaimana dlm sebuah hadis:

يَا صَاحِبَ السِّبْتِيَّتَيْنِ، أَلْقِ سِبْتِيَّتَكَ! فَنَظَرَ الرَّجُلُ فَلَمَّا عَرَفَ رَسُوْلَ اللهِ، خَلَعَهُمَا فَرَمَى بِهِمَا

Artinya: “Wahai orang yg menggunakan sendal, celaka engkau, lepaslah sandalmu! Lalu orang itu melihat &tatkala ia mengetahui (bahwa yg menegurnya adalah) Rasulullah SAW maka ia melepas &melempar sandalnya,” (HR. Abu Daud).

Namun, kalau tanah kuburan itu bertanah panas, berair, &sebagainya, maka dibolehkan untuk memakai sandal.

  1. Membaca surat pendek

Membaca surat pendek juga menjadi Sunnah Rasulullah SAW. Dengan membaca surat pendek, orang yg hadir akan menerima pahala. Sementara bagi mayatnya diharapkan akan mendapat rahmat.

  1. Mendoakan jenazah

Rasulullah menziarahi kuburan sahabatnya untuk mereka &memohon ampunan untuk mereka. Dibolehkan untuk mengangkat tangan ketika mendoakan jenazah &diusulkan untuk menghadap kiblat.

Menangis dikala melaksanakan ziarah kubur diperbolehkan alasannya adalah Rasulullah SAW pun pernah menangis ketika melakukan ziarah kubur ibunya. Namun, hendaknya tidak berlebihan hingga meratap atau meraung-raung.

  1. Tidak duduk &berlangsung di atas kuburan

Adab yang lain yg perlu diamati dlm melakukan ziarah kubur ialah tidak duduk atau bangun di atas kuburan. Sementara itu, diperbolehkan bila berlangsung di samping atau di antara pusara-pusara kubur.

Sebagaimana dlm hadits Rasulullah yg diriwayatkan oleh Muslim:

لأنْ يَجْلِسَ أحَدُكُمْ عَلَى جَمْرَةٍ، فَتُحْرِقَ ثِيَابَهُ فَتَخْلُصَ إِلَى جِلْدِهِ خَيْرٌ لَهُ مِنْ أنْ يَجْلِسَ عَلَى قَبْرٍ

“Sungguh jika salah seorang dari kalian duduk di atas bara api sehingga memperabukan bajunya &menembus kulitnya, itu lebih baik dibandingkan dengan duduk di atas kubur.” (HR. Muslim).

  1. Menyiram air

Kegiatan menyiram air di atas pusara kuburan saat berziarah diperbolehkan. Berdasarkan salah satu hadis yg berbunyi:

أن النبي ( صلى الله عليه وسلم ) رش على قبر ابراهيم ابنه ووضع عليه حصباء

Artinya: “Sesungguhnya Rasulullah SAW menyiram (air) di atas kubur Ibrahim, anaknya, &menaruh watu di atasnya.” (HR. Abu Daud).

Sumber: PWMU

Editor: Rizal Hadizan

Baca Juga: Percetakan Alquran

  3 Ganjaran Menyantuni Anak Yatim
Recent posts
Meraih Berkah Dengan Doa Dan Dzikir Bersama

Wakaf Quran, Meraih Berkah Dengan Doa Dan Dzikir Bersama — Keberkahan adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan seorang muslim. Sebagaimana yang diajarkan dalam agama Islam, keberkahan dapat diraih melalui berbagai cara, salah satunya adalah dengan doa dan dzikir bersama-sama. Lihat Rekomendasi : Penerbit Alquran Meraih Berkah Dengan Doa Dan Dzikir Bersama Dalam Islam, doa…

Baca Selengkapnya
Manfaat Berwakaf: Kontribusi Luas untuk Masyarakat dan Kemanusiaan

Wakaf Quran – Berwakaf telah menjadi salah satu konsep yang mendalam dalam budaya dan ajaran agama di Indonesia. Konsep ini memiliki dampak positif yang sangat besar terhadap masyarakat dan kemanusiaan secara luas. Lihat Rekomendasi : Penerbit Al Quran Manfaat Berwakaf: Kontribusi Luas untuk Masyarakat dan Kemanusiaan Dalam artikel ini, kami akan mengulas berbagai manfaat dari…

Baca Selengkapnya
Bingkisan yang Tepat untuk Anak Yatim

Bingkisan yang Tepat untuk Membahagiakan Anak Yatim pada Hari Lebaran Bingkisan yang Tepat untuk Anak Yatim – Dalam rangka merayakan hari anak yatim atau lebaran anak yatim yang jatuh pada tanggal 10 Muharram setiap tahunnya, penting bagi panitia atau penyelenggara acara santunan anak yatim untuk memberikan hadiah yang bermakna kepada mereka. Berikut adalah berbagai ide…

Baca Selengkapnya
5 Tips Membina Rumah Tangga Sakinah Mawaddah Warahmah

Dalam Tips Membina Rumah Tangga Sakinah Mawaddah Warahmah, Pengasuh Pondok Pesantren Bumi Damai Al-Muhibbin Bahrul Ulum Tambakberas, Jombang, Jawa Timur, KH M Djamaluddin Achmad, berbagi pandangan berharga. Beliau menjelaskan bahwa impian memiliki keluarga yang sakinah (bahagia), mawaddah (penuh cinta), dan warahmah (penuh kasih) memang mudah diucapkan, tetapi memerlukan usaha besar untuk diwujudkan. Menurut KH M…

Baca Selengkapnya