Wakaf Quran – Sahabat Bawais, tak jarang orang yg mengetahui sejarah kurban yg selalu dilakukan setiap Hari Raya Idul Adha. Berawal dari peristiwa Nabi Ibrahim AS yg mengurbankan Nabi Ismail AS anak yg sungguh disa yginya.
Ismail merupakan anak yg dinantikan kehadirannya oleh Nabi Ibrahim &istrinya Siti Hajar. Sebelum Ismail terlahir, Nabi Ibrahim selalu berdoa setiap malam meminta diberikan anak yg saleh.
Ketika Nabi Ismail lahir, Allah menawarkan perintah supaya Nabi Ibrahim beserta anak &istrinya meninggalkan Palestina. Mereka pun pergi menyusuri gersangnya padang pasir, hingga hasilnya mereka tiba di sebuah lembah tandus Lembah Bakkah yg sekarang diketahui dengan “Mekkah”.
Meskipun Nabi Ibrahim dipenuhi ketakutan &kegalauan, ia pun terpaksa mesti pergi meninggalkan istri &anaknya dengan masakan &minuman seadanya. Dalam hati Nabi Ibrahim terus berdoa,
“Ya Tuhan kami, bahu-membahu saya sudah menempatkan sebahagian keturunanku di lembah yg tidak mempunyai tanam-tumbuhan di akrab rumah Engkau (Baitullah) yg dihormati, ya Tuhan kami ( yg demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka jadikanlah hati sebagian insan condong kpd mereka &beri rezekilah mereka dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur,” (QS. Ibrahim : 37)
Suatu hari Siti Hajar mulai kehabisan kuliner &minuman, air susunya mengering, Ismail pun menangis. Siti Hajar cemas &secepatnya berlari mencari air untuk putranya diantara Bukit Shafa &Marwah. Peristiwa ini diketahui dengan Sa’i (salah satu rukun ibadah haji berlari kecil sebanyak 7x diantara Shafa &Marwah).
Akhirnya Siti Hajar kelelahan &memutuskan untuk kembali menuju Ismail yg menghentakkan kakinya, air jernih pun timbul. Lalu, Siti Hajar mengumpulkan air tersebut.
“Zam-Zami (berkumpulah-berkumpulah),” katanya.
Ismail pun meminumnya hingga hausnya hilang. Kini air tersebut menjadi salah satu sumber kehidupan. Sumur itu dinamakan sumur Zam-zam.
Hari demi hari Ismail berkembang &besar di Mekkah dengan dididik oleh Siti Hajar &Nabi Ibrahim yg kerap datang dari Palestina.
Suatu hari Nabi Ibrahim mendapatkan perintah dari Allah untuk menyembelih anak yg paling dicintainya, Ismail.
Maka dikala anak itu hingga (pada umur) sanggup berusaha bersamanya, (Ibrahim) berkata, “Wahai anakku! Sesungguhnya aku berimajinasi bahwa saya menyembelihmu. Maka pikirkanlah bagaimana pendapatmu!” Dia (Ismail) menjawab, “Wahai ayahku! Lakukanlah apa yg diperintahkan (Allah) kpdmu; insya Allah engkau akan mendapatiku tergolong orang yg tabah.” (QS. As-Saffat : 102)
Nabi Ibrahim melaksanakan apa yg ditugaskan oleh Allah SWT. Ismail memberikan beberapa seruan sebelum ia hendak disembelih.
- Ismail meminta supaya dirinya diikat dengan tali supaya tidak meronta.
- Ismail meminta pisau diasah dengan tajam supaya ia tidak kesakitan saat disembelih, seruan tersebut juga bermaksud agar saat menyembelihnya ayahnya tidak bersedih.
- Ismail meminta semoga pakaian terakhirnya diberikan kpd ibunya selaku kenang-ingatan.
Ketika Nabi Ibrahim mulai menyembelih Ismail dlm keadaan terbaring, pisau yg digunakannya tidak mampu menyembelih Ismail yg telah pasrah.
“Lalu Kami panggil ia, “Wahai Ibrahim! Sungguh, engkau telah membenarkan mimpi itu.” Sungguh, demikianlah Kami memberi jawaban kpd orang-orang yg berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu cobaan yg faktual. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yg besar.” (QS. As-Saffat : 104-107)
Lalu, Allah mengantikan Ismail dengan seekor kambing.
Umat islam menjadikan cerita tersebut selaku Ibadah Qurban sebagai upaya memperingati beserta meneladani &menghidupkan sunnah. Juga untuk melatih keikhlasan hati untuk mampu melepas segala titipan kpd Sang Maha Pemilik.
Oleh karena itu, qurban hukumnya sunnah yg sangat disarankan. Dengan begitu, kita bisa menerima pahala yg begitu besar &unan dari Allah SWT.
Sumber gambar: islam.nu.or.id
Editor: Rizal Hadizan
Baca Juga: Percetakan Alquran