Cara Menghindari Istidraj

Wakaf Alquran – Sahabat Bawais, sebelumnya kita telah mengenali tentang istidraj di postingan Wakaf Quran. Untuk mengukur mutu doktrin, Allah SWT selalu menguji insan dengan aneka macam ujian &cobaan. Adakalanya, ujian tersebut berbentuksesuatu yg amat memberatkan (bi al-syiddah), &ada pula ujian itu berwujud sesuatu yg amat mengasyikkan (bi al-rakha’). Allah SWT berfirman:

“Kami akan menguji kamu dengan kejelekan &kebaikan selaku cobaan yg sebenar-benarnya. Dan cuma kpd Kamilah kamu dikembalikan” (QS al-Anbiya: 35).

Mengutip dari laman Republika.co.id, kedua bentuk ujian ini, berdasarkan ahli tafsir Sayyid Quthub, memiliki tujuan yg sama, yakni mengingatkan insan biar ia tidak lupa kpd Tuhan. Namun, pada kenyataannya, tidak semua orang menjadi sadar dengan perayaan Tuhan itu.

Justru banyak di antara mereka yg lupa diri, bahkan tidak peduli sama sekali. Kepada orang-orang seperti ini, Tuhan dengan sengaja justru memberikan banyak kemudahan &kemudahan supaya mereka semakin kesasar &semakin jauh dari isyarat Tuhan. (Fi Dhilal al-Quran, 4/2377-2378).

Di golongan ulama Islam, proses penyesatan atau pembinasaan seperti disebutkan di atas diketahui dengan ungkapan istidraj, yakni suatu proses penyesatan melalui pemberian aneka macam kenikmatan &kesenangan. Dalam Alquran surah al-An’am ayat 42-45, terdapat arahan yg agak jelas bahwa istidraj terjadi lewat beberapa tahapan.

Pertama, bahwa Allah SWT memberi peringatan kpd seseorang, tetapi yg bersangkutan tidak sadar &lupa diri. Kedua, alasannya adalah lupa diri, orang tersebut makin banyak berbuat dosa &kejahatan sehingga tenggelam dlm kesesatan.

Ketiga, bahwa Allah SWT dengan sengaja menunjukkan berbagai kenikmatan &kemudahan sehingga yg bersangkutan kian leluasa dlm melaksanakan banyak sekali tindak kejahatan. Keempat, bahwa sudah tiba waktunya, Allah SWT harus menyiksa &mengazabnya dengan siksaan yg tiba tiba-tiba &lewat cara yg tidak disangka-sangka-duga.

Istidraj intinya ialah sunatullah. Sebagai sunatullah, istidraj mampu berlaku kpd siapa saja. Untuk itu, kita dilarang terlena &kehilangan daya kritis kepada banyak sekali ”kenikmatan” yg kita capai. Kita justru pantas bertanya, ”Adakah kenikmatan itu sungguh-sungguh anugerah, ataukah ia justru ialah eksekusi atau azab dari Allah?”.

Pertanyaan seperti ini sangat penting, karena insan suka salah melihat sesuatu yg dianggapnya kenikmatan. Sekadar acuan, jikalau seseorang mendapat pangkat &kedudukan tinggi, maka ia dipandang telah mendapat anugerah &lezat dari Tuhan.

Padahal, pangkat &kedudukan itu, seperti kata Umar ibn Abd al-Azis, boleh jadi merupakan petaka atau bencana alam jika yg bersangkutan tidak mampu mengembannya dengan baik.

Nabi Muhammad SAW sendiri pernah mengingatkan salah seorang sahabatnya biar tidak salah terka dlm soal ini. Katanya, ”Bila kau melihat orang jahat mendapat kenikmatan dari Allah, ketahuilah bahwa itu pasti ialah istidraj.” Lalu, Rasulullah SAW membacakan kpd sobat tadi surah al-An’am ayat 44 di atas. (HR Ibn Jarir). Dengan banyak introspeksi &koreksi diri, kita optimis dapat terhindar dari hukuman Allah SWT yg disebut istidraj. Insya Allah.

Sumber: superapp.id

Editor: Rizal Hadizan

Baca Juga: Percetakan Alquran

Recent posts
Mengenal Tujuan Wakaf dalam Syariat Islam

Dalam perjalanan mencari pemahaman yang lebih mendalam mengenai wakaf dalam Islam, mari kita menjelajahi perintah dan tujuan wakaf berdasarkan syariat Islam. Wakaf adalah tindakan ibadah yang memiliki peran sentral dalam mengembangkan semangat keagamaan dan sosial dalam masyarakat. Artikel ini akan membahas perintah dan tujuan wakaf dalam Islam secara mendalam, memberikan gambaran yang komprehensif tentang betapa…

Baca Selengkapnya
Isi Kandungan Quran Surat Az-Zariyat Ayat 56: Ibadah adalah Tujuan Hidup

Isi kandungan quran surat az-zariyat ayat 56 – Surat Az Zariyat ayat 56 dalam Al-Quran memberikan banyak pengajaran penting bagi umat manusia. Salah satunya adalah tugas dan kewajiban kita untuk mengabdi hanya kepada Allah SWT. Lafal Bacaan Al-Qur’an Surat Az-Zariyat Ayat 56 & Terjemahan Bahasa Indonesia وَمَا خَلَقْتُ ٱلْجِنَّ وَٱلْإِنسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ wamaa khalaqtu ljinna wal-insa…

Baca Selengkapnya